Menjelang pukul dua siang, aku
berada di tengah keramaian terminal Giwangan. Lalu-lalang kendaraan mengisyaratkan
bahwa tasbih-tasbih untuk Sang Maha Hidup dilantunkan dari segala penjuru
dengan cara dan suara masing-masing. Langkahku yang rapat ikut melintasi
jalanan hitam menuju shelter bus Trans Jogja. Irama kaki yang tak beraturan
semakin menambah keramaian terminal. Hingga aku mengulurkan tanganku dengan
tiga lembar uang seribu rupiahan. Lembaran uang yang membawa aku dalam penjagaan
lipatan kaki dan pantat yang menyentuh badan kursi. Tepat beberapa menit aku
tenggelam dalam kebisingan terminal sampai mata menangkap bus warna hijau bertuliskan
3A yang mulai mendekat. Pintu
bus terbuka dan langkah besarku mulai berkuasa. Berjejal-jejal
dengan langkah-langkah lain yang semenjak tadi ikut mengantre. Badanku tegak
berdiri. Mataku awas dengan tepian jalan yang berlalu. Hingga jejalan pun mulai
merenggang aku masih berdiri.
Tepat di depanku sosok gadis
berjilbab merah mengajakku untuk duduk disampingnya. Ia julurkan tangan salam
perkenalan. “Icha”. “Rani”. Suasana hangat mencairkan rasa rindu kepada sosok
teman. Ya tepat di atas roda bus Trans Jogja, aku berkenalan dengan teman baru.
Icha namanya. Sekarang kami berkawan dan semoga terus berkawan hingga air
lenyap dalam ketiadaan. Insyaallah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar