Satu cerita lagi telah kudengar. Berawal dari suatu perkenalan dan sekarang menjelma sebagai teman bahkan sahabat. Hari itu, ketika kita duduk berdua memandang langit saat senja di danau hijau. Kau memulai pembicaraan dengan kata yang sukses membuatku tak mengerti. Kau merampas semua perhatianku dan mengajakku kembali ke dimensi waktu yang lalu.
“Aku benci seorang ayah!” Itulah kata pertama yang kudengar dari mulutnya.