Jumat, 28 Desember 2012

Perjalanan mencari nyawa "1"

Waktu beranjak siang, membangunkan aku dalam tidur yang panjang. Sudah berapa lama tanganku tidak berkarya? Bak beruang menatap musim dingin dengan selimut tebalnya. Tapi, syukurlah musim dingin akan segera usai. Dan beruang harus segera bangun menjemput teman lama yang menghangatkan. Begitu juga aku. Tiba-tiba sentuhan sang bola api mengajakku untuk meniti perjalanan mencari nyawa. Dalam misi ini aku percayakan perjalanku kepada kedua kakiku. Biarlah dia berjalan sesukanya dan aku sebagai pengikut. Dan tahukah engkau kawan aku dibawa kemana olehnya? Ke warung makan lesehan ayam goreng Jogja "Co-De". 
"Hei, kaki. Kenapa kamu bawa aku kemari? Apakah ada nyawa yang bisa kita temukan disini?"
Karena kali ini kakilah yang mengemban tugas sebagai penunjuk jalan. Apa boleh buat. Harus aku ikuti.

Beberapa detik hanyut dalam lamunan pencarian nyawa. Aku tersadar ternyata kakiku mendengar teriakan sang perut. Aku baru ingat belum sebutir nasi pun masuk dalam mulutku. Padahal matahari sudah separo perjalanan. 
"Hei perut, maafkan aku karena ketidakpedulianku padamu. Dan kau kaki, terimakasih telah menjadi pendengar yang baik."
Di warung "Co-De" aku duduk sendirian, memilih tempat paling sudut sembari menikmati segelas jus jambu merah dan sepaket nasi ayam. Menikmati surga kenyang yang telah disajikan oleh Tuhan dari rasa lapar. 
Dan tak mau ketinggalan, tanganku pun ingin ikut andil dalam perjalanan ini. Hingga terciptalah goresan yang sekarang bisa kawan-kawan baca. Satu nyawa telah aku temukan "di setiap tempat ada sinyal inspirasi".



Disudut warung makan "Co-De"


Tidak ada komentar:

Posting Komentar